Sunday, January 20, 2019

Artikel LKMM Pra-TD by Chandra

Nama : Chandra Widyanto Hermawan
Nim    : 05181022

A.K.U. (Ambisi,Kenyataan,Usaha)
Setiap orang yang hidup di dunia ini memiliki tujuan hidup masing-masing yang berbeda satu sama lain. Dibutuhkan sebuah rencana dan persiapan yang sistematis,terstruktur, dan terukur agar tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Untuk memudahkan perencanaan dan persiapan yang akan dilakukan, maka digunakanlah konsep A.K.U. (Ambisi,Kenyataan,Usaha) yang masing-masing memiliki makna tertentu. Ambisi adalah keinginan (hasrat/nafsu) yang kuat untuk mencapai sesuatu arah atau tujuan tertentu. Kenyataan adalah sesuatu hal yang nyata yang terbukti benar adanya. Usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai sesuatu. Berikut adalah A.K.U. (Ambisi,Kenyataan,Usaha) saya dalam empat tahun ke depan :
Ambisi
Lulus kuliah S1 dalam waktu 3,5 tahun dengan predikat cumlaude dan mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan S2 di Massacusetts Institute of Technology (MIT),Amerika Serikat serta dapat diterima bekerja di PT Pertamina untuk mengabdi di kota kelahiran tercinta, Kota Bontang.

Kenyataan
Mayoritas aktivitas belajar hanya terfokus pada jam-jam kuliah di kampus.
Waktu senggang masih diisi dengan kegiatan yang kurang bermanfaat.
Manajemen/pengaturan waktu masih berantakan atau kurang teratur.
Minimnya pengetahuan tentang potensi yang ada di dalam diri.
Pasif dalam mencari informasi dan menjalin relasi dengan orang lain.

Usaha
Meningkatkan frekuensi belajar di luar jam kuliah.
Mengurangi aktivitas yang sekiranya kurang produktif.
Memanajemen/mengatur waktu berdasarkan skala prioritas.
Menggali potensi dalam diri dengan mengikuti berbagai organisasi/kegiatan yang dapat membantu melatih keterampilan/softskill.
Mencari dan menggali informasi secara aktif dari orang yang telah berpengalaman di bidangnya untuk kemudian diserap dan diterapkan ilmunya.

S.R.K. (Sasaran,Risiko,Konsekuensi)
Sejalan dengan konsep A.K.U. (Ambisi,Kenyataan,Usaha), maka digunakan pula konsep S.R.K. (Sasaran,Risiko,Konsekuensi) agar capaian yang diraih lebih terstruktur dan terukur. Sasaran adalah sesuatu yang akan dicapai dalam jangka waktu tertentu yang sifatnya spesifik,terukur,dan rinci. Risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan/membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Konsekuensi adalah hasil akhir atau dampak dari suatu perbuatan yang telah dilakukan, baik dampak positif maupun negatif. Berikut S.R.K. (Sasaran,Risiko,Konsekuensi) saya selama empat tahun ke depan :
Tahun Pertama
Sasaran
Lulus di semua mata kuliah, baik mata kuliah Tahap Persiapan Bersama (TPB) maupun mata kuliah Program Studi Teknik Kimia dengan predikat A dan mendapatkan pendanaan kuliah melalui beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA).
Risiko
Waktu senggang berkurang secara perlahan karena harus fokus mengejar target di bidang akademik.
Aktivitas yang digemari yang sekiranya kurang produktif berkurang frekuensi/intensitasnya seperti bermain game dan bermain media sosial.

Konsekuensi
Jika berhasil, saya akan membuat orang tua saya bangga dengan apa yang saya capai. Saya pun dapat meringankan beban orang tua saya dalam hal pembiayaan selama kuliah.
Jika gagal, saya akan belajar dan berlatih lebih giat lagi Saya juga akan mencari pendanaan/beasiswa dari sumber yang lain untuk membantu meringankan beban orang tua saya.
Tahun Kedua
Sasaran
Proposal Program Kreativitas Mahasiswa di bidang Penelitian (PKM-P) yang saya ajukan dapat diterima dan didanai oleh ristekdikti serta dapat lolos dan dilombakan dalam Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS).
Risiko
Waktu luang berkurang drastis karena harus digunakan untuk mempersiapkan segala  hal yang terkait dengan pengajuan proposal PKM-P ke ristekdikti.
Waktu belajar akan sedikit terganggu dan akan dibutuhkan sedikit penyesuaian menyusul adanya persiapan dalam pengajuan proposal PKM-P ke ristekdikti.

Konsekuensi
Jika berhasil, saya akan merasa bangga dan puas dengan capaian yang telah saya gapai melalui berbagai usaha yang telah saya lakukan. Selain itu, saya juga dapat bertukar pikiran dan pengalaman dengan mahasiswa lain dari perguruan tinggi yang beragam.
Jika gagal, saya tidak akan merasa kecewa dan berkecil hati. Saya akan belajar dari pengalaman tersebut dengan mengevaluasi dan memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi kedepannya. Selain itu, saya dapat mencoba kembali di tahun berikutnya dengan persiapan yang jauh lebih matang.
Tahun Ketiga
Sasaran
Diterima dan dipercaya untuk menempati posisi sebagai menteri di Kementerian Dalam Negeri di kabinet KM ITK serta konsisten dalam menjaga nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) diatas 3,50.
Risiko
Waktu senggang berkurang secara signifikan karena akan banyak menghabiskan waktu di lingkungan kampus untuk mempersiapkan diri mengisi posisi di Kementerian Dalam Negeri kabinet KM ITK.
Waktu istirahat yang minim karena harus belajar lebih keras untuk mempertahankan nilai akademik ditengah kesibukan berorganisasi dan kegiatan di kampus.

Konsekuensi
Jika berhasil, saya akan memiliki peranan penting dalam menentukan arah kebijakan di lingkungan internal KM ITK agar mahasiswa ITK senantiasa menjaga keharmonisan di dalam lingkup KM ITK.
Jika gagal, saya tidak akan berdiam diri dan pasrah begitu saja. Saya tetap dapat ikut berperan penting dengan menjadi anggota/staf di Kementerian Dalam Negeri di kabinet KM ITK ataupun dengan menjadi mahasiswa yang aktif menyuarakan aspirasi di dalam lingkup KM ITK.
Tahun Keempat
Sasaran
Lulus kuliah dengan predikat cumlaude dan diterima magang di PT Pertamina serta dapat melanjutkan studi S2 di luar negeri dengan bantuan program beasiswa LPDP dari pemerintah.
Risiko
Waktu istirahat sangat minim karena harus berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan berbagai macam tugas yang didapatkan.
Waktu luang terkuras habis untuk menyelesaikan tugas akhir sesuai waktu yang telah ditentukan.
Tidak ada lagi waktu yang tersisa untuk sekadar bersenang-senang bersama teman-teman.

Konsekuensi
Jika berhasil, orang tua saya akan merasa bangga dengan capaian yang telah saya raih selama menempuh di bangku kuliah. Saya pun dapat mencari pengalaman di dunia kerja sebagai bekal untuk proses kedepannya. Saya juga dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan melanjutkan pendidikan S2 di luar negeri tanpa membebani orang tua melalui program beasiswa.
Jika gagal, saya akan mensyukuri apapun yang saya dapatkan dan tidak akan menyalahkan siapapun atas apa yang terjadi. Saya akan berusaha mencari pengalaman kerja di tempat lain dan tetap melanjutkan pendidikan S2 dengan mencari pendanaan/beasiswa dari sumber lain.

No comments:

Post a Comment